1
CINTA TANPA SYARAT
“Kalau sudah
pasti ada cinta disisimu, semua kan jadi enteng dan semua yang ada di atas
tanah hanyalah tanah jua.”
(Imam Syafi’i)
BEGINILAH cara aku memahami cintaku
kepadanya. Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang
baik-baik untuknya dan dia melakukan semua kebaikan untukku. Sampai aku bahkan
tidak pernah merasakan kekurangan yang ada padanya. Sementara semua orang
menahan rasa heran tentang keutuhan keluarga kami. Tidak sedikit yang menduga dan bahkan
meramalkan kepalsuan cintaku dan akhir kehancuran keluarga kami. Mereka menjadi
ragu dengan keraguan dan ramalan ketika menyaksikan kami dikaruniai banyak anak
yang sehat, cantik, cerdas dan tanpan.
Memang
kulitnya hitam agak pekat. Dia tidak cantik bahkan tergolong jelek dan usianya
sudah tidak muda lagi. Aku pun sempat mengira berada di rumah hantu dan takut
dengan keputusanku. Tapi aku harus menjalani tekadku untuk menikahi dan
mencintainya setulus hati. Tetapi semua orang meragukan ketulusanku. Mereka
mengira aku mencitainya karena harta kekayaan. Aku tidak perlu meyakinkan
mereka dengan kata-kata. Walaupun mulutku berbusa-busa menjelaskan pasti mereka
tidak akan percaya. Mereka tidak akan percaya bahwa suatu hari isteriku memperlihatkan
emas batangan, permata dan beragam perhiasan, ia berkata,”Inilah emas dan
perhiasanku yang telah lama ku kumpulkan. Ambilah dan gunakanlah untuk mencari
perempuan yang sepadan dan yang engkau cintai. Nikahi dan ambilah ia menjadi
isteri idamanmu. Aku sudah bersyukur dengan statusku sebagai isteri”
“Simpanlah
kembali semua emas dan perhiasanmu itu, percayalah aku takkan menikah lagi dan
aku hanya mencintaimu.”
Begitulah
penggelan sejarah cinta yang sederhana namun mengharukan. Sebagian
menyatakannya sejati. Sejarah cinta tanpa syarat. Cinta yang telah tumbuh dan
bersemi dalam qalbu. Cinta yang telah mampu diterjemahkan dalam kehidupan yang tak
berhenti dihati dan kata-kata. Cinta yang telah melekat di dalam hati, terucap
kata, dan terwujudkan dalam perbuatan. Beginilah cara tokoh melatih cinta,
merenungi dan memaknainya. Semakin dalam merenungi maknanya semakin besar
peluang menemukan faktanya. Bahwa cinta akan kuat bila tumbuh dihati pribadi
yang terawat kuat.
“Sesuatu yang tumbuh tanpa ditanam tidak akan menghasilkan buah yang
sempurnya.”
(Syekh Ahmad Ibnu Athoiillah
Al-Iskandari)
Inilah
rahasia kesempurnaan buah cinta. Buah yang dihasilkan oleh pohon yang akarnya
menghujam dalam hati yang subur dan kuat. Batangnya tegak dalam perkataan yang
tulus dan jujur. Daun yang hijau dan lebat memberi ketenangan dan keteduhan.
Kesuburan yang mampu bertahan lama karena dipupuk dengan kebaikan yang tida
henti. Seperti ceirta di atas yang dilakukan sepasang suami isteri yang terus
saling membahagiakan. Seorang isteri yang terus-menerus melahirkan
kebaikan-kebaikan. Dan seorang suami yang menafsirkan ketulusan cintanya tanpa
syarat.[ÇTS]
0 comments:
Post a Comment